Penelitian tindakan (action research) merupakan salah satu pendekatan baru dalam memecahkan masalah atau mengembangkan keterampilan-keterampilan baru di dunia praktis yang dilakukan secara reflektif. Menurut Stephen Kemis yang dikutif oleh D. Hopkins dalam bukunya ” A Teacher’s Guide to Classroom Research’ (1993:44) penelitian tindakan kelas adalah:
“… a form of self reflective inquiry undertaken by participants in a social (including education) situation in orde to improve the rationality
and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of the practices, and (c) the situation in which practice are carried out “ (Marilyn Johnson, 1999:6).
Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan guru dalam melaksanakan tugas , memperdalam pemahaman terhadap tindakan tindakan yang dilakukannya itu , serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
2. Karakteristik penelitian tindakan kelas
a. An Inquiry on Practice From Within
- Kegiatan PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru dalam P
- PTK bersifat “practive driven and action driven “ , yaitu untuk memperbaiki praktek secara langsung disini-sekarang.
b. Collaborative Effort Between School Teacher and Teacher Educator
- PTK dapat dilakukan dengan sistem kolaborasi (kemitraan) antara guru disekolah yang bersangkutan atau anatara guru – dosen, atau guru antar sekolah
- Kersama dalam kesejawatan dalam keseluruhan tahapan PTK mulai dari identifikasi sampai dengan perumusan masalah serta diagnosis keadaan , perencanaan tindakan perbaikan, pengumpulan dan analisis data , refleksi penemuan, dan penyusunan laporan.
- Permasalahan dalam PTK harus diientifikasi secara kolaboratif . Namun guru tetap memegang kncah pembelajaran.
- Bila guru bermitra dengan dosen, maka dosen yang dijadikan mitra tidak boleh menggiring guru yang menjadi mitranya kearah permasalahn yang diyakini. Oleh sebab itu, dosen berperan sebagai pemantau gagasan guru (sounding board).
c. A Refrective Practice, Made Public
- Penegenalan masalah serta upaya yang dirancangv untuk mengatasinya dan efektivitas penerapannya dilakukan secara lebih explisit dan sistematis.
- Dalam konteks ini guru PTK memegang peranan ganda, yaitu sebagai praktisi dalam pelaksanaan tugas dan sebagai peneliti praksisnya sendiri.
3. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
- Pratis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
- Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik, lebih empirik dalam arti bahwa penelitian tersebut lebih mendasarkan pada observasi aktual dan data mengenai tingkah laku, dan tidak berdasarkan pada pendapat subjektif yang didasrkan pada pengalaman masa lampau.
- Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama penelitian, dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan onthe- spot experimentation and inovasi
- Meskipu n sistematis, penelitian tindakan ketertiban ilmiah, karena validitas internal dan eksternal adalah lemah. Tujuannya situasional dan sampelnya terbatas tidak representatif, dan kontrolnya terhadap variabel bebas sangat kecil. Oleh sebab itu, hasilnya walaupun berguna untuk dimensi praktis, namun secara tidak langsung memberi sumbangan kepada ilmunya.
4 Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
- Untuk meningkatkan kemantapan rasional dalam melaksanakan tugasnya, karena ”improve practice here and now”.
- Untuk memperdalam tindakan yang dilakukan , karena memperbaiki proses PBM dan meningkatkan profesionalisasi guru.
- Untuk memperbaiki kondisi praktek pembelajaran dan program sekolah pada umumnya.
5. Mangfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
- Menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru
- Adanya inovasi pendidikan karena guru semakin diberdayakan dalam meningkatkan profesionalisasinya secara mandiri.
- Membuat Guru semakin percaya diri dan lebih berani mengambil risiko dengan mencoba hal-hal yang baru, sehingga semakin banyak pengetahuan dan teori yang dibangunnya sendiri berdasarkan pengalaman.
- Guru tiak mudah puas diri, sehingga guru selalu terdorong untuk melakukan tugas dengan lebih baik.
- Menumbuhkan inovasi pembelajaran dari bawah, karena guru benar-benar mencari pemecahan masalah berangkat dari realitas permasalahan yang dihayati di kelas.
- Bermanfaat bagi perbaikan kurikulum, karena kurikulum bisa disusun berdasarkan informasi dari lapangan.
6. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
- Pekerjaan utama guru adalah mengajar. Oleh sebab itu PTK tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar.
- Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru. Oleh sebab itu tidak mengganggu proses PBM.
- Metode yang digunakan harus cukup reliabel, sehingga guru dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesisnya.Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan
- masalah yang cukup merisaukan. Karena itu, pendorong utama PTK adalah komitmen profesional untuk memberikan layanan yang terbaik pada siswa.
- Guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian yang tinggi terhadap etika pekerjaannya.
- Permasalahan tidak dilihat dalam konteks kelas atau mata pelajaran tertentu melainkan dalam konteks luas , yaitu sekolah secara keseluruhan. Oleh sebab itu PTK sebaikknya melibatkan dua orang guru sekolah atau lebih.
7. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian bedaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahapan sebagai berikut:
Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup analisis, sisntesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan terhadap proses serta tindakan tadi, biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian , sehinga pada gilirannya perlu dilakukan tindakan ulang dan pengatan ulang serta diikuti pula dengan refleksi ulang. Dengan demikianlah tahap-tahap kegiatan ini terus berulang,, sampai suatu permasalahan diangap teratasi, untuk kemudian-biasanya diikuti oleh kemunculan permasalahan lain yang juga harus diperlakukan serupa.