Wednesday 24 June 2020

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

  1. penelitian tindakan kelas

    Penelitian tindakan (action research) merupakan salah satu pendekatan baru dalam memecahkan masalah atau mengembangkan keterampilan-keterampilan baru di dunia praktis yang dilakukan secara reflektif. Menurut Stephen Kemis yang dikutif oleh D. Hopkins dalam bukunya ” A Teacher’s Guide to Classroom Research’ (1993:44) penelitian tindakan kelas adalah:
“… a form of self reflective inquiry undertaken by participants in a social (including education) situation in orde to improve the rationality
and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of the practices, and (c) the situation in which practice are carried out “ (Marilyn Johnson, 1999:6).
Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan guru dalam melaksanakan tugas , memperdalam pemahaman terhadap tindakan tindakan yang dilakukannya itu , serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

2. Karakteristik penelitian tindakan kelas

a. An Inquiry on Practice From Within

  1. Kegiatan PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru dalam P
  2. PTK bersifat “practive driven and action driven “ , yaitu untuk memperbaiki praktek secara langsung disini-sekarang.
b. Collaborative Effort Between School Teacher and Teacher Educator
  1. PTK dapat dilakukan dengan sistem kolaborasi (kemitraan) antara guru disekolah yang bersangkutan atau anatara guru – dosen, atau guru antar sekolah
  2. Kersama dalam kesejawatan dalam keseluruhan tahapan PTK mulai dari identifikasi sampai dengan perumusan masalah serta diagnosis keadaan , perencanaan tindakan perbaikan, pengumpulan dan analisis data , refleksi penemuan, dan penyusunan laporan.
  3. Permasalahan dalam PTK harus diientifikasi  secara  kolaboratif . Namun guru tetap memegang kncah pembelajaran.
  4. Bila guru bermitra dengan dosen, maka dosen yang dijadikan mitra tidak boleh menggiring guru yang menjadi mitranya kearah permasalahn yang diyakini. Oleh sebab itu, dosen berperan sebagai pemantau gagasan guru (sounding board).
c. A Refrective Practice, Made Public
  1. Penegenalan masalah serta upaya yang dirancangv untuk mengatasinya dan efektivitas penerapannya dilakukan secara lebih explisit dan sistematis.
  2. Dalam konteks ini guru PTK memegang peranan ganda, yaitu sebagai praktisi dalam pelaksanaan tugas dan sebagai peneliti praksisnya sendiri.

3. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

  • Pratis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
  • Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik, lebih empirik dalam arti bahwa penelitian tersebut lebih mendasarkan pada observasi aktual dan data mengenai tingkah laku, dan tidak berdasarkan pada pendapat subjektif yang didasrkan pada pengalaman masa lampau.
  • Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama penelitian, dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan onthe- spot experimentation and inovasi
  • Meskipu n sistematis, penelitian tindakan ketertiban ilmiah, karena validitas internal dan eksternal adalah lemah. Tujuannya situasional dan sampelnya terbatas tidak representatif, dan kontrolnya terhadap variabel bebas sangat kecil. Oleh sebab itu, hasilnya walaupun berguna untuk dimensi praktis, namun secara tidak langsung memberi sumbangan kepada ilmunya.

4     Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

  • Untuk meningkatkan kemantapan rasional dalam melaksanakan tugasnya, karena ”improve practice here and now”.
  • Untuk memperdalam tindakan yang dilakukan , karena memperbaiki proses PBM dan meningkatkan  profesionalisasi guru.
  • Untuk memperbaiki kondisi praktek pembelajaran dan program sekolah pada umumnya.

5. Mangfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

  • Menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru
  • Adanya inovasi pendidikan karena guru semakin diberdayakan dalam meningkatkan profesionalisasinya secara mandiri.
  • Membuat Guru semakin percaya diri dan lebih berani mengambil risiko dengan mencoba hal-hal yang baru, sehingga semakin banyak pengetahuan dan teori yang dibangunnya sendiri berdasarkan pengalaman.
  • Guru tiak mudah puas diri, sehingga guru selalu terdorong untuk melakukan tugas dengan lebih baik.
  • Menumbuhkan inovasi pembelajaran dari bawah, karena guru benar-benar mencari pemecahan masalah berangkat dari realitas permasalahan yang dihayati di kelas.
  • Bermanfaat bagi perbaikan kurikulum, karena kurikulum bisa disusun berdasarkan informasi dari lapangan.

6. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

  • Pekerjaan utama guru adalah mengajar. Oleh sebab itu PTK tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar.
  • Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru. Oleh sebab itu tidak mengganggu proses PBM.
  • Metode yang digunakan harus cukup reliabel, sehingga guru dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesisnya.Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan 
  • masalah yang cukup merisaukan. Karena itu, pendorong utama PTK adalah komitmen profesional untuk memberikan layanan yang terbaik pada siswa.
  • Guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian yang tinggi terhadap etika pekerjaannya.
  • Permasalahan tidak dilihat dalam konteks kelas atau mata pelajaran tertentu melainkan dalam konteks luas , yaitu sekolah secara keseluruhan. Oleh sebab itu PTK sebaikknya melibatkan dua orang guru sekolah atau lebih.

7. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian bedaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahapan sebagai berikut:











Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup  analisis, sisntesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan terhadap proses serta tindakan tadi, biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian , sehinga pada gilirannya perlu dilakukan tindakan ulang dan pengatan ulang serta diikuti pula dengan refleksi ulang. Dengan demikianlah tahap-tahap kegiatan ini terus berulang,, sampai suatu permasalahan diangap teratasi, untuk kemudian-biasanya diikuti oleh kemunculan permasalahan lain yang juga harus diperlakukan serupa.





Sunday 7 June 2020

metode dan langkah langkah dalam penelitian

Metode penelitian adalah prosedur atau langkah- langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode penelitian adalah cara sistematis untuk menyususn ilmu pengetahuan. Sedangkan teknik penelitian adalah cara untuk melaksanakan metode penelitian. Metode penelitian biasanya mengacu pada bentuk-bentuk penelitian.

A. Macam-macam Metode Penelitian

Mengacu pada bentuk penelitian, tujuan, sifat masalah dan pendekatannya ada empat macam metode penelitian :
  • Metode Eksperimen(Mengujicobakan) , adalah penelitian untuk menguji apakah variabel-variabel eksperimen efektif atau tidak. Untuk menguji efektif tidaknya harus digunakan variabel kontrol. Penelitian eksperimenadalah untuk menguji hi[potesis yang dirumuskan secara ketat. Penelitian eksperimen biasanya dilakukan untuk bidang yang berssifat eksak. Sedangkan untuk bidang sosaial bisanya digunakan metode survey eksplanatory, metode deskriptif, dan historis.
  • Metode Verifikasi (Pengujiaan), yaitu untuk menguji seberapa jauh tujuan yang sudaah digariskan itu tercapai atau sesuaai atau cocok ddengan harapan atau teori yang sudah baku. Tujuan daari penelitian verifikasi adalah untuk menguji teori-teori yang sudah ada guna menyususn teori baru dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru. Lebih mutaakhirnya, metode verifikasi berkembang menjadi grounded research, yaitu metode yang menyajikan suatu pendekatan baru, dengan data sebagai sumber teori (teori berdasarkan data).
  • Metode Deskriptif (mendeskripsikan), yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, mengaanalisis data dan menginterprestasikannya. Metode deskriptif dalam pelaksanaannya dilakukan melalui: teknik survey, studi kasus (bedakan dengan suatu kasus), studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan analisis dokumenter.
  • Metode Historis (merekonstruksi), yaitu suatu metode penelitian yang meneliti sesuatu yang terjadi di masa lampau. Dalam penerapannya, metode ini dapat dilakkan dengan suatu bentuk studi yang bersifat komparatif-historis, yuridis, dan bibliografik. Penelitian historis bertujuan untuk menemukan generaalisasi dan membuat rekontruksi masa lampau, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti untuk enegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti guna memperoleh kesimpulan yang kuat.

B. Langkah-langkah Penelitian (Proses Kegiatan Ilmiah)

  1. Mengidentikasi

  • Mengidentifikasi masalah adalah mencari masalah yang paling relevan dan menarik untuk diteliti.
  • Masalah dapat dicari melalui “Pancaindera ”, yaitu pengamatan,pendengaran, penglihatan, perasaan, dan penciuman.
  • Permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das sollen dan das sein , yaitu ada perbedaan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan. Masalah berkaitan dengan suatu kondisi yang mengancam, mengganggu, menghambat, menyulitkan, yang menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan  kenyataan. “A problem as any situation where a gap exist between the actual and the desire d ideal state (Sekaran, 1992).

       2. sumber masalah

  • Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan penelitian
  • Seminar, diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiah
  • Pernyataan pemegang otoritas
  • Pengamatan sepintas
  • Pengalaman pribadi
  • Perasaan intuitif.

3. Memilih masalah dan pembatasan masalah

    a. Masalaha tersebut layak atau tidaknya untuk diteliti, tergantung pada :
  • Ada/tidaknya sumbangan terhadap teori dan ada/tidaknya teori yang relevan dengan itu ,
  • Ada/tidaknya kegunaan untuk pemecahan masalah-masalah praktis.
   b. Managebility,yaitu Cukup dana, cukup waktu, cukup alat, cukup bekal kemampuan teoritis, dan   cukup penguasaan                     metode  yang diperlukan

4.  Merumuskan masalah

  • Dirumuskan dalam kalimat tanya (?) yang padat dan jelas.
  • Memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data guna menjawab pertanyaan dalam rumusan tersebut.
       Contoh:     Apakah diversifikasi usaha lebih lebih berhasil daripada intensifikasi usaha?
                         Bagaimana hubungan tingkat pendidikan dengan produktivitas kerja karyawan?

5. Penyususnan Kerangka Pemikiran

Menurut Rusidi (1993), kerangka berfikir berarti menduduk-perkarakan masalah dalam kerangka teoritis (theoritical framework) atau disebut juga proses deduktif. Untuk menyusun kerangka pemikiran, perhatikanlah hal-hal berkut ini:
  • Cari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang relevan untuk dijadikan landasan teoritis dalam penelitian. Teori- teori dan konsep-konsep tersebut berasal dari acuan umum yaitu dari kepustakaan seperti buku teks, ensiklopedia, monografh dan sejeneisnya. Sedangkan generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti. Kriteria sumber bacaan adalah prinsip kemutakhiran (recency) dan relevansi. Menurut Rusidi (1993), tahap penguraian teori yang menjadi titik tolak berfikir untuk menjawab masalah kepada konsep-konsep yang mengabstraksikan fenomena, disebut tahap conceptioning.
  • Dari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi tersebut, lakukan perincian analisis melalui penalaran deduktif. Sedangkan dari hasil-hasil penelitian yang terdahulu dilakukan pemaduan (sistesis) dan generalisasi melalui penalaran induktif. Proses deduksi dan induksi itu dilakukan secara iteratif, sehingga dihasilkan jawaban yang paling mungkin terhadap masalah. Jawaban inilah yang dijadikan hipotesis penelitian.

6. Hipotesis masalah

  • Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang jawabannya harus diuji
  • Hipotesis dirangkum atau diturunkan dari kerangka pemikiran/kesimpulan teoritis.
  • Ada dua jenis hipotesis:
             -Hipotesis Deskriptif, yaitu hipotesis yang menunjukan pemaknaan suatu konsep                 dari sautu                       teori.
             -Hipotesis verivikatif, yaitu hipotesis yang mengubungkan atau mempetautan dua veriabel atau                 lebih untuk                    diuji.

7. Menguji Hipotesis Secara Empirik

  • Menguji dengan alat statistik inverensial dan statistik deskriftif, untuk membuktikan apakah teori-teori tersebut teruji secara meyakinkan (significant) atau tidak berdasarkan hasil uji fakta-fakta secara empirik (Penelitian Kuantitatif.
  • Menguji dengan tanpa statistis untuk mencari pemaknaan (Penelitian Kualitatif).


Operasionalisasi Variabel penelitian

1. Variabel dan hubungan Antar Variabel Variabel adalah karakteristik yang bisa diduplikasikan ke dalam sekurang-kurangnya dua klasifikasi a...