Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi Slameto (1995:54)
menggolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu “faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada
di luar individu”.
a.
Faktor
intern
1)
Motivasi
Motivasi berasal dari
kata latin “moverei” yang berarti “dorongan”
atau ”daya penggerak”. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah
untuk melakukan sesuatu agar mau melakukannya lebih baik dengan semua kemampuan
dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan. Pengertian dasar motivasi adalah
keadaan internal organisme baik manusia atau hewan yang mendorongnya berbuat
sesuatu.
Menurut Abin Syamsuddin Makmun (1996:
37) bahwa motivasi
merupakan:
a)
Suatu kekuatan (power)
atau tenaga (forces) atau daya (energy);atau
b)
Suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to
move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak
disadari.
Seorang pengajar
seringkali harus berhadapan dengan peserta didik yang berprestasi
akademisnya tidak sesuai dengan harapan pengajar. Bila hal ini terjadi dan
ternyata kemampuan kognitif peserta didik cukup baik, pengajar cenderung untuk
mengatakan bahwa peserta didik tidak bermotivasi dan menganggap hal ini sebagai
kondisi yang menetap.
Peserta didik yang
tampaknya tidak bermotivasi, mungkin pada kenyataannya cukup bermotivasi tapi
tidak dalam hal-hal yang diharapkan pengajar. Peserta didik cukup bermotivasi
untuk berprestasi di sekolah, akan tetapi pada saat yang sama ada kekuatan-kekuatan
lain, seperti teman-teman yang mendorongnya untuk tidak berprestasi di sekolah.
Jumlah motivator yang
mempengaruhi peserta didik pada suatu saat yang sama dapat banyak sekali, dan
motif-motif (yaitu faktor-faktor yang dapat membangkitkan dan mengarahkan
tingkah laku) yang dibangkitkan oleh motivator-motivator tersebut mengakibatkan
terjadinya sejumlah tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh
seorang peserta didik.
Menurut Abin Syamsuddin Makmun (1996: 37) untuk keperluan studi psikologis telah
diadakan penertiban dengan diadakan penggolongannya, antara lain sebagai
berikut:
a)
Motif primer (primary
motive) atau motif dasar (basic
motive) menunjukan kepada motif yang tidak dipelajari (unlearned motive) yang untuk ini sering juga digunakan istilah
dorongan (drive). Golongan motif ini
pun dibedakan lagi kedalam:
(1)
Dorongan fisiologis (physiological
drive) yang bersumber pada kebutuhan organis yang mencakup antara lain: haus, lapar, pernapasan, seks, kegiatan, dan
istirahat. Untuk menjamin kelangsungan hidup organisme diperlukan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut sehingga dicapai keadaan fisik (physiological state or condition) yang
seimbang (homeostatis).
(2)
Dorongan umum dan motif darurat, termasuk didalamnya
dorongan takut, kasih sayang, kegiatan, kekaguman dan ingin tahu, dalam
hubungannya dengan rangsangan dari luar, termasuk dorongan untuk melarikan diri
(escape), menyerang (combat), berusaha (effort), dan mengejar (pursuit)
dalam rangka mempertahankan dan menyelamatkan dirinya.
b) Motif sekunder (secondary motives) menunjukan kepada
motif yang berkembang dalam diri individu karena pengalaman, dan dipelajari (conditioning and reinforcement), yang
termasuk golongan ini antara lain:
(1)
Takut yang dipelajari (learned fears).
(2) Motif-motif sosial (ingin
diterima, dihargai, konformitas, afiliasi, persetujuan, status, merasa aman,
dan sebagainya).
(3) Motif-motif objektif dan interest (eksplorasi, manipulasi).
(4) Maksud (purposes) dan aspirasi.
(5) Motif berprestasi (achievement motive).
2)
Kebiasaan
belajar
Kebiasaan belajar merupakan cara
bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang yang akhirnya
menjadi menetap dan bersifat otomatis. Setiap siswa yang telah mengalami proses
belajar kebiasaan-kebiasaannya akan tampak berubah, kebiasaan itu timbul karena
proses penyusunan cenderungan respon dengan menggunakan stimulus yang
berulang-ulang.
Perbuatan kebiasaan tidak
memerlukan konsentrasi perhatian dan pikiran dalam melakukannya. Kebiasaan
dapat berjalan terus, sementara individu memikirkan atau memperhatikan hal-hal
lain. Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap
pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas
dan pengaturan waktu.
Kebiasaan belajar cenderung
menguasai perilaku siswa pada setiap kali mereka melakukan kegiatan belajar,
sebabnya ialah karena kebiasaan yang mengandung motivasi yang kuat. Pada
umumnya setiap orang bertindak berdasarkan force
of habit sekalipun ia tahu, bahwa ada cara lain yang lebih menguntungkan.
Hal ini disebabkan oleh kebiasaan sebagai cara yang mudah dan tidak memerlukan
konsentrasi dan perhatian lebih besar.
Sesuai dengan law of effect dalam belajar, perbuatan
yang menimbulkan kesenangan cenderung untuk diulang. Oleh karen itu, tindakan
berdasarkan kebiasaan bersifat mengkukuhkan (reinforcing). Cara belajar yang efisien adalah dengan usaha
sekecil-kecilnya memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi perkembangan
individu yang belajar. Mengenai cara belajar yang efisien, belum menjamin
keberhasilan dalam belajar. Paling penting, siswa dalam mempraktikannya dalam
belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam
maupun di luar kelas.
b.
Faktor
ekstern
1)
Lingkungan
belajar
Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagai
lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh
dari luar terhadap kegiatan pendidikan. Berdasarkan pengertian dari
definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud lingkungan
belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh
dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut.
Macam-macam lingkungan
belajar menurut Ki Hajar Dewantara, lingkungan pendidikan
mencakup: “lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat”
(Slameto, 1995:60). Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat
pendidikan yang akan mempengaruhi manusia secara bervariasi