Sikap
manusia tidak terbentuk sejak manusia dilahirkan. Sikap manusia terbentuk
melalui proses sosial yang terjadi selama hidupnya, dimana individu mendapatkan
informasi dan pengalaman. Proses tersebut dapat berlangsung di dalam lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyarakat. Saat terjadi proses sosial terjadi
hubungan timbale balik antara individu dan sekitarnya.
Adanya
interaksi dan hubungan tersebut kemudian membentuk pola sikap individu dengan
sekitarnya. Saifudin Azwar (2010: 31-38) menguraikan faktor pembentuk sikap
yaitu: pengalaman yang kuat, pengaruh orang lain yang dianggap penting,
pengaruh kebudayaan, media masa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, pengaruh
factor emosional. Sarlito dan Eko (2009: 152-154) juga menjelaskan mengenai
pembentukan sikap. Yaitu:
a.
pengondisian
klasik, proses pembentukan ini terjadi ketika suatu stimulus atau rangsangan
selalu diikuti oleh stimulus yang lain, sehingga rangsangan yang pertama akan
menjadi isyarat bagi rangsangan yang kedua.
b.
pengondisian
instrumental, yaitu apabila proses belajar yang dilakukan menghasilkan sesuatu
yang menyenangkan maka perilaku tersebut akan diulang kembali, namun sebaliknya
apabila perilaku mendatangkan hasil yang buruk maka perilaku tersebut akan dihindari.
c.
belajar
melalui pengamatan atau observasi. Proses belajar ini berlangsung dengan cara
mengamati orang lain, kemudian dilakukan kegiatan serupa.
d.
perbandingan
sosial, yaitu membandingkan orang lain untuk mengecek pandangan kita terhadap
suatu hal tersebut benar atau salah.
Pembentukan
sikap seorang individu juga dipengaruhi oleh adanya interaksi dengan sekitarnya
melalui proses yang kompleks. Gerungan (2004: 166-173) menguraikan
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap seorang individu yang berasal
dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal pembentuk sikap adalah
pemilihan terhadap objek yang akan disikapi oleh individu, tidak semua objek
yang ada disekitarnya itu disikapi. Objek yang disikapi secara mendalam adalah objek
yang sudah melekat dalam diri individu. Individu sebelumnya sudah mendapatkan
informasi dan pengalaman mengenai objek, atau objek tersebut merupakan sesuatu
yang dibutuhkan, diinginkan atau disenangi oleh individu kemudian hal tersebut
dapat menentukan sikap yang muncul, positif maupun negatif.
Faktor eksternal
mencakup dua pokok yang membentuk sikap manusia, yaitu:
a.
Interaksi
kelompok, pada saat individu berada dalam suatu kelompok pasti akan terjadi
interaksi. Masing-masing individu dalam kelompok tersebut mempunyai
karakteristik perilaku. Berbagai perbedaan tersebut kemudian memberikan
informasi, atau keteladanan yang diikuti sehingga membentuk sikap.
b.
Komunikasi,
melalui komunikasi akan memberikan informasi. Informasi dapat memeberikan sugesti,
motivasi dan kepercayaan. Informasi yang cenderung diarahkan negatif akan
membentuk sikap yang negatif, sedangkan informasi yangmemotivasi dan
menyenangkan akan menimbulkan perubahan atau pembentukan sikap positif.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh berbagai faktor,
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa pengalaman pribadi
dan keadaan emosional. Pengalaman terhadap suatu objek yang memberikan kesan
menyenangkan atau baik akan membentuk sikap yang positif, pengalaman yang
kurang menyenangkan akan membentuk sikap negatif. Sedangkan factor emosional,
lebih pada kondisi secara psikologis seorang individu, perasaan tertarik,
senang, dan perasaan membutuhkan akan membentuk sikap positif, sedangkan
perasaan benci, acuh, dan tidak percaya akan membentuk sikap negatif. Sedangkan
faktor eksternal pembentuk sikap, mencakup pengaruh komunikasi, interaksi
kelompok, dan pengaruh kebudayaan.