Berbagai
strategi pembelajaran yang memenuhi kriteria untuk kurikulum KBK menurut
Nurhadi (2004:103) adalah sebagai berikut:
1.
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan
kontekstual (Contekxtual Teaching and Learning – CTL) adalah konsep belajar
yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan
situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa
mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
Berdasarkan pendekatan kontekstul (CTL) proses pembelajaran diharapkan
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa. Strategi pembelajaran lebih
dipentingkan daripada hasil. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna
belajar,apa manfaatnya, mereka dalam status apa, dan bagaimana mencapainya.
mereka akan menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya.
2. Pendekatan Berbasis Masalah
Pendekatan
berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan pengajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esencial dari materi pembelajaran.
Pengajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingakat tinggi
dalam situasi berorientasi masalah, termasuk belajar bagaimana belajar.
Pendekatan berbasis
masalah memiliki ciri yaitu:
a.
Pengajuan
pertanyaan masalah
b.
Terintegrasi
dengan disiplin ilmu pengetahuan lain
c.
Penyelidikan
otentik
d.
Menghasilkan
produk/ karya dan memamerkannya.
3. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (Cooperatif
Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokkus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar
untuk mencapai tujuan belajar. Ada empat metode yang identik dengan pembelajaran
kooperatif yaitu metode STAD, metode Jigsaw, metode GI (Group Invertigation)
dan metode Struktural.
4. Pengajaran Berbasis Inkuiri
Pengajaran dengan penemuan (Inquiri)
merupak satu pilar penting dalam pendekatan kontruktivistik yang telah memiliki
sejarah panjang dalam inovasi atau pembaharuan pendidikan. Dalam pembelajaran
dengan penemuan /inkuiri siswa didorong untuk belajar sebagian besar melakukan
keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa
unuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka untuk
menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri.
5. Pengajaran Berbasis Proyek/Tugas
Pengajaran berbasis proyek/tugas
membutuhkan pendekatan pengajaran konprehensif dimana lingkungan belajar siswa
didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah
otentik termasuk pengalaman materi suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan
tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja
secara mandiri dalam membentuk pembelajarannya dan memunculkannya dalam produk
nyata.
6. Pengajaran berbasis Kerja
Pengajaran berbasis kerja (Work Based
Learning) memerlukan pendekatan pengajaran yang memungkinakan siswa menggunakan
konteks tempat kerja untuk mempelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan
bagaimana materi tersebut dipergunakan kembali ditempat kerja. Jadi tempat
kerja atau sejenisnya dan berbagai aktivitas dipadukan dengan materi pelajaran
untuk kepentingan siswa.
7. CBSA
Didalam proses belajar mengajar CBSA
merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan anak didik mengalami
keterlibatan inteletual emosional serta fisik. Dilihat dari sudut pandang anak
(subjek didik) maka CBSA merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam
belajar. Ditinjau dari sudut pandang guru bahwa CBSA merupakan suatu strategi
belajar yang menuntut aktivitas dari subjek didik yang belajar. Dengan demikian
maka proses belajar mengajar dimana subjek didik terlibat intelektual emosionalnya
dapat diprogramkan dan dirancang dalam pencapaian tujuan. Proses belajar
mengajar yang lebih menekankan aktivitas peserta didik seperti tersirat dalam
konsep CBSA menempatkan subjek didik sebagai pusat dalam kegiatan belajar
8. Pengajaran Berbasis Melayani
Pengajaran
berbasis melayani (service learning) memerlukan penggunaan metodologi
pengajaran yang mengkombinasikan melayani masyarakat suatu struktur berbasis
sekolah untuk merefleksikan melayani. Jadi menekankan hubungan antara
pengalaman melayani dan pembelajaran akademis