1. Pengertian pendekatan belajar
Menurut
Suherman (2002:70) ketika orang akan mengerjakan sesuatu, maka orang tersebut
mestinya menetapkan sasaran yang hendak dicapai. Untuk sasaran yang hendak
dicapai seseorang memilih pendekatan yang tepat sehingga diperoleh hasil yang
optimal, berhasil guna dan tepat guna, Pendekatan pembelajaran adalah cara yang
ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa
beradaptasi dengan siswa. Menurut Nisbet (1985) bahwa tidak ada cara belajar
(tunggal) yang paling benar, dan cara mengajar yang paling baik, orang-orang
berada dalam kemampuan intelektual, sikap dan kepribadian sehingga mereka
mengabsorbsi pendekatan-pendekatan yang karekteristiknya berbeda untuk belajar.
Dari sini dapat dikaitkan bahwa masing-masing individu akan memilih gaya dan
cara sendiri untuk belajar dan untuk mengajar, namun setidak-tidaknya ada karekteristik
tertentu dalam pendekatan pembelajaran tertentu yang khas dibandingkan dengan
pendekatan lain.
Kemudian berubahnya sistem pengajaran
dengan pemakaian kurikulum maka pendekatan pembelajaran yang digunakan berbeda
pula. Menurut Nurhadi ada 7 ciri-ciri pendekatan dan strategi, yaitu:
a. Menekankan pada
pemecahan masalah
b. Bisa dijalankan
dalam berbagai konteks pembelajaran
c. Mengarahkan
siswa menjadi pembelajar mandiri
d. Mengaitkan
pengajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda
e. Mendorong
terciptanya masyarakat belajar
f. Menerapkan
penilaian otentik
g. Menyenangkan
2. Strategi pembelajaran
Berbagai strategi pembelajaran yang memenuhi kriteria untuk kurikulum KBK menurut Nurhadi (2004:103) adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual (Contekxtual Teaching and Learning – CTL) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Berdasarkan pendekatan kontekstul (CTL) proses pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar,apa manfaatnya, mereka dalam status apa, dan bagaimana mencapainya. mereka akan menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya.
2. Pendekatan Berbasis Masalah
Pendekatan berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esencial dari materi pembelajaran. Pengajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingakat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk belajar bagaimana belajar.
Pendekatan berbasis masalah memiliki ciri yaitu:
a. Pengajuan pertanyaan masalah
b. Terintegrasi dengan disiplin ilmu pengetahuan lain
c. Penyelidikan otentik
d. Menghasilkan produk/ karya dan memamerkannya.
3. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokkus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Ada empat metode yang identik dengan pembelajaran kooperatif yaitu metode STAD, metode Jigsaw, metode GI (Group Invertigation) dan metode Struktural.
4. Pengajaran Berbasis Inkuiri
Pengajaran dengan penemuan (Inquiri) merupak satu pilar penting dalam pendekatan kontruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atau pembaharuan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan /inkuiri siswa didorong untuk belajar sebagian besar melakukan keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa unuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri.
5. Pengajaran Berbasis Proyek/Tugas
Pengajaran berbasis proyek/tugas membutuhkan pendekatan pengajaran konprehensif dimana lingkungan belajar siswa didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah otentik termasuk pengalaman materi suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam membentuk pembelajarannya dan memunculkannya dalam produk nyata.
6. Pengajaran berbasis Kerja
Pengajaran berbasis kerja (Work Based Learning) memerlukan pendekatan pengajaran yang memungkinakan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut dipergunakan kembali ditempat kerja. Jadi tempat kerja atau sejenisnya dan berbagai aktivitas dipadukan dengan materi pelajaran untuk kepentingan siswa.
7. CBSA
Didalam proses belajar mengajar CBSA merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan anak didik mengalami keterlibatan inteletual emosional serta fisik. Dilihat dari sudut pandang anak (subjek didik) maka CBSA merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam belajar. Ditinjau dari sudut pandang guru bahwa CBSA merupakan suatu strategi belajar yang menuntut aktivitas dari subjek didik yang belajar. Dengan demikian maka proses belajar mengajar dimana subjek didik terlibat intelektual emosionalnya dapat diprogramkan dan dirancang dalam pencapaian tujuan. Proses belajar mengajar yang lebih menekankan aktivitas peserta didik seperti tersirat dalam konsep CBSA menempatkan subjek didik sebagai pusat dalam kegiatan belajar
8. Pengajaran Berbasis Melayani
Pengajaran berbasis melayani (service learning) memerlukan penggunaan metodologi pengajaran yang mengkombinasikan melayani masyarakat suatu struktur berbasis sekolah untuk merefleksikan melayani. Jadi menekankan hubungan antara pengalaman melayani dan pembelajaran akademis
No comments:
Post a Comment