Tuesday 26 May 2020

Pengertian sampel dan bagaimana cara pengambilan sampel

A.     Pengertian sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data. Berikut ini beberapa pengertian sampel menurut para ahli:

1.    Pengertian Sampel Menurut Sugiyono (2008: 118) menjelaskan bahwasanya Sampel memiliki arti suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik  yang dimiliki oleh sebuah Populasi. Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat pada populasi tersebut beberapa kendala yang akan di hadapkan di antaranya seperti keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Kemudian, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan mendapatkan kesimoulan yang nantinya di berlakukan untuk Populasi.

2.    Arikunto (2006: 131), Sampel merupakan sebagian atau sebagai wakil populasi yang kana diteliti. Jika penelitian yang di lakukan sebagian dari populasi maka bisa di bilang penelitian tersebut penelitian Sampel.

3.   Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85) menjelaskan bahwasanya sampel ialah sebagian dari populasi dapat di jangkau serta memiliki sifat yang sama dengan populasi yang di ambil sampelnya tersebut.

4.    Husaini Usman ((2006 : 181) mengemukakan pengertian populasi. Menurutnya, populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas.

5.   Pengertian populasi menurut I. B. Netra (1974, hal. 10) adalah seluruh individu yang menjadi wilayah penelitian akan dikenai generalisasi.

6.   Menurut Riduwan, (2007: 56) Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.

7.   Hadi (Margono, 2004: 121) berpendapat bahwasanya sampel adalah suatu kegiatan penelitian yang di lakukan karena beberapa hal sebagai berikut :

a. Peneliti mempunyai tujuan mereduksi objek penelitian sebagai akibat yang di timbulkan terkait dengan jumlah Populasi, sehingga di perlukan penelitian sebagian saja

b.Kemudian hal lainnya adalah Peneliti memiliki maksud atau tujuan untuk mengadakan generalisasi dari berbagai hasil penelitiannya tersebut, atau dengan kata lain terkait dengan berbagai kesimpulan terhadap objek , gejala, serta kejadian yang lebih luas.

Baca Juga: faktor yang memengaruhi hasil belajar

B.     Tahapan menentukan sampel

Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama, karena pengambilan sampel yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias atau tidak valid. Tahapan teresbut adalah :

a.    Menentukan populasi terlebih dahulu (jangan dibalik menentukan jumlah sampel, baru kemudian menentukan populasi).

b.    Membatasi luas populasi dengan menegaskan karakteristik populasi teoritis dengan cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi. Perlu diperhatikan sekali lagi bahwa pengambilan sampel yang salah akan menyebabkan hasil penelitiannya bias.

Disadari bersama bahwa suatu sampel yang baik harus memenuhi syarat baik ukuran atau besarnya memadai untuk meyakinkan kestabilan ciri-ciri populasi.Berapa jumlah/besar sampel yang memadai tergantung pada sifat populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar sampel akan semakin kecil kemungkinan salah menarik kesimpulan tentang populasi.

Baca Juga: faktor yang mempengaruhi keterampilan seseorang

1.    Baiky (1982) mengemukakan bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, jumlah sampel paling sedikit adalah 30, walaupun diakui juga bahwa banyak penelitian menganggap jumlah sampel sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum (Irawan, 1995; 58)

2.    Dengan pendekatan statistik dapat pula ditentukan besarnya sampel. Sebelum menentukan jumlah sampel yang diambil dari populasi terlebih dahulu diketahui :

a..   Memperkirakan proporsi jumlah objek yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu populasi

b.   Menentukan derajat atau koefisien konfidensi (keyakinan) yang  diinginkan dalam menentukan penaksiran. Dalam rumus, koefisien konfidensi dinyatakan dengan simbol z, biasanya dipilih salah satu dari nilai :

1)             0,01 = 1%= tingkat keyakinan 99% sebesar 2,58

2)             0,05 = 5%= tingkat keyakinan 95% sebesar 1,96

(angka-angka tersebut diperoleh dari distribusi normal). Dari angka tersebut terlihat bahwa koefisien konfidensi 0,01 memerlukan sampel lebih banyak dibanding dengan koefisien konfidensi 0,05.

c.  Mnetapkan kemungkinan kekeliruan menarik sampel dalam bentuk prosentase (yang di dalam rumus dinyatakan dengan simbol b). Misal: diterapkan kemungkinan membuat kekeliruan sebesar 5% maka b= 0,05, sebesar 2% maka b

= 0,02, semakin tinggi nilai b, maka jumlah sampel relatif sedikit.

d.       Apabila di dalam perhitungan beberapa populasi yang berbeda jumlahnya, tetapi harus dipergunakan :

1   Proporsi populasi

2   Tingkat koefisin konfidensi sama

3.  Perkiraan prosentase kemungkinan membuta kesalahan sama

   Rumus sampel minimal, Rumus yang digunakan diformulasikan oleh Yamane (1967)

n =     N

Nd2 + 1

 
dimana : n = jumlah sampel 
              N = jumlah populasi 
               d = presisi


No comments:

Post a Comment

Operasionalisasi Variabel penelitian

1. Variabel dan hubungan Antar Variabel Variabel adalah karakteristik yang bisa diduplikasikan ke dalam sekurang-kurangnya dua klasifikasi a...