Sunday 23 June 2019

apa itu ilmu pegetahuan


Ilmu pengetahuan ialah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan runtut melalui metode ilmiah. Metode ilmiah atau disebut juga metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan. Langkah-langkah sistematis tersebut meliputi:
a.       Mengidentifikasi dan Merumuskan masalah,
b.      Menyusun kerangka Pemikiran
c.       Merumuskan Hipotesis
d.      Menguji hipotesis, dan
e.       Menarik kesimpulan
Dengan kata lain, metode ilmiah adalah cara memperoleh dan menyususun pengetahuan. Beda Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan terletak pada: “Pengetahuan” adalah bahan ilmu, dan baru bisa menjawab tentang apa, sedangkan “Ilmu Pengetahuan” menjawab tentang mengapa suatu kenyataan atau kejadian”. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan dalam bidang tertentu yang disusun secara sistematis, menggunakan metode keilmuan, dapat dipelajari dan diajarkan, dan memiliki nilai guna tertentu.Syarat ilmu pengetahuan adalah memiliki objek dan metode ilmiah, atau memiliki dimensi/aspek sebagai berikut:

a.       Aspek Ontologis, yaitu berkenaan dengan apa yang dipelajari ilmu atau berkenaan dengan objek studi. Aspek ontologis berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa yang dipikirkan atau yang menjadi masalah. Contoh : Aspek ontologis dalam ilmu ekonomi adalah perilaku manusia yang dihadapkan pada persoalan sumber daya manusia yang terbatas, dengan kebutuhan yang tidak terbatas.
b.      Aspek Epistimologis, berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek studinya dengan menggunakan metode tertentu, yaitu metode keilmuan atau metode ilmiah yang didukung oleh saranaberfikir ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan gabungan antara pola berpikir induktif (dari hal-hal yang khusus, dianalisis menjadi hal-hal yang umum) dan pola berpikir deduktif . (dari hal-hal yang umum kepda hal-hal yang khusus). Pola berpikir induktif dandeduktif disebut juga proses “ Logico-hypotetico-verifikatif atau “deducto-hypotetico-verifikatif”, yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: (1) Merumuskan masalah, (2) Menyusun kerangka berfikir (3) Merumuskan hipotesis, (4) Menguji hipotesis, dan (5) Menarik kesimpulan.
c.       Aspek aksiologis , berkenaan dengan aspek gunalaksana atau manfaat ilmu. Nilai guna ilmu bisa dilihat secara positif dan normatif. Secara positif nilai guna ilmu adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi berbagai fenomena yang sesuai dengan objek studi yang dipelajari. Sedangkan secara normatif, nilai guna ilmu adalah untuk mengendalikan berbagai fenomena kearah yang dinginkan. Secara normatif aspek aksiologis ilmu erat kaitannya dengan pertimbangan nilai, etika dan moral. Dalam penelitian aspek aksilogis digambarkan dalam saran-saraan atau rekomendasi hasil penelitian.


Secaran garis besar, ilmu pengetahuan terbentuk melalui proses dan tahapan sebagai berikut:

a.       Ilmu mempelajari fenomena.
b.      Fenomena-fenomena itu diabstraksikan menjadi konsep dan variabel.
c.     Konsep dan variabel itu dipelajari hubungannya berberntuk proporsi yang sifatnya berbentuk hipotesis-hipotesis.
d.      Hipotesis diuji secara empirik menjadi fakta.
e.  Jalinan fakta-fakta dalam kerangka penuh arti membentuk teori. Teori-teori nilah yang merupakan ilmu.

Di atas telah dijelaskan, bahwa pokok masalah keilmuan adalah meliputi aspek ontologi, aspek epistimologi, dan aspek aksiologis. Kegiatan ilmiah diawali dengan perumusan masalah dan  dan penyusunan kerangka berfikir yang didalamnya termasuk logika dan matematika yang kemudian menghasilkan khasanah pengetahuan ilmiah (di dalamnya termasuk teori dan hasil penelitian empiris). Dari kerangka berpikir tersebut, timbulah hipotesis untuk diuji dengan menggunakan data, analisis, teknik pengujian (statistik) dan dibuat kesimpulan statistis. Jika hipotesis tersebut diterima, maka akan menjadi khasanah pengetahuan ilmiah dan apabila ditolak akan kembali lagi kepada penyususnan kerangka berfikir untuk diulang lagi kehipotesis sampai kesimpulan akhirnya diterima.


Saturday 15 June 2019

Pengukuran Sikap



Secara ilmiah sikap dapat diukur, dimana sikap terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka
Dua metode pengukuran sikap:
1. Metode Self Report
a.       Misalnya ketika menyatakan kesukaan terhadap objek saat ditanya dalam interview atau menuliskan evalusi-evalusi dari suatu kuesioner
b.      dalam metode ini, jawaban yang diberikan dapat dijadikan idikator sikap seseorang
c.       Kelemahan: jika individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat diketahui pendapat atau sikapnya.
Self Report terdiri dari:
a. Public Opinion Polling
ü  Digunakan untuk mengumpulkan data dari masyarakat yang berkaitan dengan opini.
ü  Digunakan untuk meramalkan sesuatu atau menyediakan informasi, misalnya:
·         Pro dan kontra aborsi
·         Pembelian suatu produk (representatif)
ü  Empat langkah polling:
a)   Seleksi terhadap sampel dari responden
b)   Menyusun item-item sikap
c)   Mengambil data terhadap sampel
d)   Tabulasi data

ü  Dalam pengukuran Public Opini Polling, item skala terdiri dari:
- Pertanyaan-pertanyaan tentang objek
- Format jawaban: tertutup (setuju – tidak setuju) dan terbuka
   Misalnya:
   Aborsi tidak dilarang agama (pertanyaan tertutup):
(...) sangat setuju
(...) setuju
( v) tidak tahu
(...) tidak setuju
(...) sangat tidak setuju           

                            Saya lebih suka membeli tabloid (pertanyaan terbuka):
a. Olahraga
b. Wanita
c. Gosip
d. Film
e. Lain-lain, sebutkan ............

b. Skala Sikap
ü Yaitu: kumpulan pertanyaan mengenai objek sikap
ü Mencoba memperoleh pengukuran yang tepat tentang sikap seseorang
ü Akurasi pengukuran dilakukan dengan penggunaan beberapa item yang berkaitan dengan isyu yang sama
ü Skala sikap melibatkan: belief dan opini terhadap suatu objek
ü Pertanyaan-pertanyaan atau item yang membentuk skala sikap dikenal dengan statement (pernyataan yang menyangkut objek psikologis).

2. Pengukuran Involuntary Behavior
Pengukuran Involuntary Behavior (Pengukuran terselubung)
ü  Pengukuran dapat dilakukan jika memang diinginkan atau dapat dilakukan oleh responden
ü  Dalam banyak situasi, akurasi pengukuran sikap dipengaruhi oleh kerelaan responden
ü  Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi terhadap reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi tanpa disadari dilakukan oleh individu yang bersangkutan.
ü  Observer dapat menginterpretasikan sikap individu mulai dari fasial reaction, voice tones, body gesture, keringat, dilatasi pupil mata, detak jantung, dan beberapa aspek fisiologis lainnya.



JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN


Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu :
1)         Media Hasil Teknologi Cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi.
Teknologi cetak memiliki ciri-ciri berikut :
Ø  Teks dibaca secara linier, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang;
Ø  Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif;
Ø  Teks dan visua ditampilkan statis (diam);
Ø  Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual;
Ø  Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa;
Ø  Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.
2)            Media Hasil Teknologi Audio-visual
Teknologi audio-visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui media audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.
Ciri-ciri utama teknologi media audio-visual adalah sebagai berikut :
Ø  Mereka biasanya bersifat linear;
Ø  Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis;
Ø  Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatanya;
Ø  Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak;
Ø  Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif;
Ø  Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.
3)            Media Hasil Teknologi yang Berdasarkan Komputer
Teknologi berbasis Komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari dua teknologi lainnya adalah karena informasi/materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual.
Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) adalag sebagai berikut:
Ø  Mereka dapat digunakan secara acak, non-sekuensial, atau secara linear;
Ø  Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinganan perancang/pengembang sebagaimana direncanakannya;
Ø  Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, symbol, dan grafik;
Ø  Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini;
Ø  Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi.
4)         Media Hasil Gabungan Teknologi Cetak dan Komputer
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.
Beberapa ciri utama teknologi gabungan adalah:
Ø  Ia dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear;
Ø  Ia dapat diguanakan sesuai dengan keinginan siswa bukan saja dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya;
Ø  Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistic dalam konteks pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dan di bawah pengendalian siswa;
Ø  Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan penggunaan pelajaran;
Ø  Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan;
Ø  Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa;
Ø  Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber.


Operasionalisasi Variabel penelitian

1. Variabel dan hubungan Antar Variabel Variabel adalah karakteristik yang bisa diduplikasikan ke dalam sekurang-kurangnya dua klasifikasi a...